Rabu, 12 Juni 2013

“Aku bahagia dalam lingkaran tasbih kasih sayang-Mu
Yang Engkau kalungkan pada diriku
Irhamna Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.."

 “Dia mencintai kepada yang mencintai-Nya
Dan mendekat dengan yang mendekatkan kepada-Nya
Sehingga Cahaya-Nya menyelimuti wajah setiap insan yang dekat padanya
Dan Dia mengerti apa yang dimaui hambanya walaupun kita belum mengetahui”

 “Aku mencintai Tuhanku
Setiap malam aku selalu berdua dua-an dengan Tuhanku
Kedamaian, kerinduan menyelimuti jiwaku
Dan aku merasa tentram berada didekat-Nya”

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku ini bukanlah kekasih-Mu,
kekasih-Mu adalah orang yang sudah pasti engkau selamatkan
dan engkau tempatkan dalam Syurga-Mu
sedangkan aku ini hanyalah Hamba-Mu,
yang sudah jelas nerakanya dan buram syurganya,
belum tentu bagiku syurga karena itu lindungilah aku,
orang tuaku dan guru guruku dari siksa kubur dan neraka
juga dari fitnah dunia dan akhirat wahai Dzat Yang Maha Penyayang
Allahumma inni a’udzubika min adzabi jahannama wamin ‘adzabil qabri wamin fitnatil mahya wamamati wamin nasri fitnatil masihid dajjal”

“Tuhanku, bolehlah Engkau memasang seribu ranjau dalam perjanalanku mencari-Mu
Tetapi janganlah Engkau mendatangkan satu kabut yang akhirnya membuatku tersesat dijalan-Mu”

“Ya Tuhanku, apakah Engkau akan memotong lidah yang letih karena-Mu?
Apakah Engkau akan membakar lisan yang selalu memuji-Mu?
Apakah Engkau akan memotong tangan yang selalu meminta kepada-Mu?
Apakah Engkau akan membakar kaki yang selalu berjalan dijalan-Mu?
Apakah Engkau akan menusuk telinga yang selalu mendengarkan Panggilan-Mu?
Apakah Engkau akan menusuk mata yang selalu melihat Al-Qur’anul Karim-Mu?
Apakah Engkau akan membakar qalbu yang selalu mengingat nama-Mu?
Apakah Engkau akan menghanguskan tubuh yang senantiasa berwudhu kepada-Mu?
Ampunilah hamba Ya Allah rabbifighrly warhamni wajburni warfa’ni warzuqni wahdinii wa’afini wa’fu’annii”

Ya Tuhanku jangan ada dinding pembatas antara aku dengan-Mu
Karena aku ingin mencintai-Mu tiada batas

Ya Tuhanku, sampai detik ini aku terus mengejar-Mu
Aku tidak peduli sejauh mana harus sampai kepada-Mu
Karena cintaku kepada-Mu telah membakar sanubariku
Hingga aku tak sanggup berdiam diri dan terus mengejar-Mu

“Ya Tuhanku ketika aku berhadapan dengan ulama dan kekasih-Mu
Aku selalu menundukkan kepala kepada mereka lantaran aku malu atas diriku
Bagaimana aku dihadapan Engkau nantinya? Dihadapan kekasih-Mu saja aku tak mampu
Apalagi dihadapan-Mu Ya rabb.. rabbana faghfirli dzunubi”


Ketika aku telah mencintai-Mu telah banyak yang berubah dalam diriku
Setiap aku memakan makanan dunia aku selalu berkata
“Semoga engkau adalah menjadi makanan terakhirku”
Hingga tidak ada makanan lagi untukku selain tumbuh-tumbuhan
Tetapi aku sering lupa akan janjiku hingga aku membenci diriku
Namun Tuhanku maha penerima segala taubat kecuali musryik
Dan akupun bertaubat kepada-Nya dari segala apa yang telah kulakukan

Ya Tuhanku,
Aku mengenal-Mu melalui bukti-bukti ciptaan-Mu
Aku takut kepada-Mu akan kebesaran-Mu
Aku mencintai-Mu karena lembutnya kasih sayang-Mu
Betapa Maha sempurna dan Indahnya Engkau..

“Ya Tuhanku, matikanlah aku dengan ridho dan cinta-Mu
sehingga aku datang kepada-Mu dengan jiwa yang damai lagi diridhoi-Nya”



Ya Tuhanku jika dihari pengasingan nanti Aku berada dalam syurga-Mu
Sedangkan kedua orang tuaku berada dalam Neraka-Mu
Sungguh aku memohon kepada-Mu Ya Rabb
Haramkanlah syurga itu untukku, sebelum kedua orang tuaku yang memasukinya
Jika Engkau tidak mengizinkan mereka memasuki syurga-Mu
Maka inilah aku memohon kepada-Mu
“Gantikanlah kedudukanku antara dengan mereka
Hamba rela menerima siksaan mereka walau harus dilipat gandakan
Karena itu lebih ringan daripada melihat mereka tersiksa
Duhai Rabb Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Ya Allah aku selalu menangis tentang kedua orang tuaku
Bagaimana tidak Ya Rabb, hamba-Mu yang zalim ini
Belum tentu bisa menolong kedua orang tua hamba sendiri
Jangankan menolong mereka Ya Rabb menolong diri sendiri ini
Saja tidak akan bisa apalagi menolong mereka..
Rabbighfirli waliwali dayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira

Banyak orang yang mendekatkan diri kepada-Mu
Lantaran ingin dunia mereka sendiri. Tuhanku..
Janganlah engkau buat hati ini mencintai selain Engkau
Rabbanaa atina fiddunya hasanata wafil akhirati hasanata waqina ‘adzabannar

Aku rindu ingin bertemu Tuhanku
Hasrat rindu telah menggebul dalam qalbu
Duhai Yang Cintanya diatas Cinta dan Kasihnya diatas Kasih
Cintaku kepada-Mu menuliskan sejarah dalam hidupku
Aku seperti seorang kekasih yang tergila-gila akan kasih sayang-Mu
Kapankah aku bisa bertemu kepada-Mu?

Ketika aku telah merindukan-Mu
Aku selalu menjaga dan mengatakan pada jiwa dan ragaku ini
Untuk bersabar tidak tidur sebelum datang perintah Tuhanmu
Hingga aku tidak sadar kalau-kalau aku telah menyakiti ragaku
Tetapi apalah daya? Seorang hamba memang ditakdirkan tersiksa
Tidak ada seorang budak yang bebas dan bahagia
Kecuali dia dipulangkan oleh Tuannya dengan cinta-Nya
Maka inilah sujudku dihadapan-Mu dengan membawa penyiksaan diri
Karena itu pulangkanlah aku pada-Mu suatu hari nanti ke Rahmatullah
Dalam Rahmat-Mu yang Maha Luas itu Dengan Cinta dan Ridha-Mu
Hingga Engkau memanggilku seraya berfirman
“Yaa Ayyatuhannafsul mutmainnah, Irji’ii ilaa rabbika raa dhiyatam mardhiyyah” Q.S Al-Fajr
“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya”

Tuhanku, begitu Kuasanya Engkau
Engkau berikan kami rumah yang indah
Beratapkan langit dan beralaskan bumi
Langit berhias bintang apabila malam
Dan bumi berhias tumbuhan dan lautan
Tuhanku, Tidaklah Engkau ciptakan ini semua
Dengan sia-sia, Maha Suci Engkau
Maka peliharalah kami dari siksa neraka
“Rabbanaa maa khalaqtaa haadzaa baathilan subhaanaka faqinaa ‘adzaabannar” Q.S Ali-Imron

"Aku heran dengan manusia sekarang ini.
Dahulu setan dan iblis sangatlah sibuk menggoda manusia
Tetapi sekarang? malah manusianya yang menghampiri setannya."

"Bagiku ulama yang hakiki adalah ulama yang ketika kehadirannya melepaskan kerinduan yang mendambakannya dan kepergiannya menimbulkan kehilangan bagi yang mendambakannya
Juga pula ulama yang hakiki adalah ketika kita melihatnya
kita merasa malu bahkan menangis lantaran dia selalu mengingat kepada Allah sehingga Allah ada didekatnya dan muncullah sifat-sifat Allah dari dirinya ini dikatakan tingkatan ma’rifat”

“Ulama yang akan fana’ didunia dan akhirat adalah yang menyimpangkan apa yang sudah tertera dalam kalam ilahi dan sunnah rasul dan mereka yang berilmu tetapi mereka sedang mengejar dunianya saja dan bangga atas jabatannya
Padahal bagiku belum tentu didunia ini ada seorang ulama yang hakiki karena ulama yang hakiki kiamat nanti mereka akan memberikan syafaat seperti para rasul dan para nabi “Inaa awwalaa man yasfa’ul mursaluuna tsumman nabiyyuuna tsummal ‘ulamaa” karena “Sesungguhnya orang yang pertama kali memberikan syafa’at (pada hari kiamat) mereka adalah para rasul, kemudian para nabi lalu kemudian para ulama”

“Pemimpin yang berhasil dan kaya adalah bukan pemimpin yang ketika didunia dia bergelimangkan harta sedang rakyatnya menggendong derita kelaparan dan kemiskinan
Tetapi ketika dia dunia dia berselimutkan angin yang menusuk tulang tulang, beralaskan tanah yang mengotori pakaiannya , beratapkan benda yang berlubang sehingga kadang dia basah oleh hujan dan panas oleh terik matahi dan dia juga menanggung penderitaan diri kelaparan dan kemiskinan sedang rakyatnya sejahtera
Karena pemimpin seperti ITULAH ! yang kedudukannya nanti sangat luar biasa ! dan mereka berada disurga yang bertahtakan emas dan permata
Sedangkan bagi mereka yang malah menyakiti warganya tempatnya amatlah buruk dan kekal bahkan lebih buruk dari orang kafir dan pembunuh karena pembunuh mereka langsung membunuh dengan satu derita dan orang kafir hanyalah durhaka kepada Tuhannya sedangkan pemimpin yang demikian adalah tidak beda dengan orang kafir dan pembunuh “bagaimana engkau menyamakan pemimpin yang arrogan dengan orang kafir dan pembunuh?”
Ya karena pemimpin yang serakah mereka lebih kejam dari pembunuhan, mereka menyakiti warganya dengan banyak penderitaan yang menyakitkan lahiriah dan batiniah menurutku lebih baik aku dibunuh daripada disakiti seperti itu
Kedua mereka tidak jauh dari orang kafir karena mereka mengKUFURI pemberian nikmat Tuhannya..”

"Selama aku mencari-Nya aku mendapatkan satu pelajaran bahwa sesungguhnya
Semua didunia ini tak lain ibarat seorang musaffir yang berjalan di hamparan luasnya gurun pasir dibawah terik matahari sedang dia kehausan kemudian dia melihat sebuah sungai bening yang kelihatannya segar untuk diminum tetapi ketika dia menghampirinya ternyata itu adalah fatamorgana belaka."

"Carilah Tuhanmu dengan benar dan teliti
Carilah Tuhanmu dengan hati-hati dan bijaksana
Carilah Tuhanmu dengan ikhlas dan sabar
Niscaya Tuhanmu yang akan mencarimu dan selalu ada disampingmu padahal engkau sedang mencari-Nya
Dan jika Tuhanmu sudah berada disampingmu maka pada saat itu setan tidak berani mengganggumu, bahkan malaikatpun iri padamu”

Janganlah kamu mencari Tuhanmu dengan hati yang kotor
Karena Tuhanmu itu Maha Suci yang ada engkau hanya diusir dari singgasanya

Pulanglah kamu kepada Tuhanmu dengan keadaan suci, jika tidak bisa dalam keadaan setengah suci atau paling tidak sedikitnya engkau terciprat air suci

Kau diturunkan oleh Tuhanmu dalam keadaan suci dengan membawa buku pertanyaan maka pulanglah kamu kepada Tuhanmu dalam keadaan suci pula dan telah mengisi seluruh pertanyaan yang telah diwajibkan oleh Tuhanmu kepadamu

“Sholat fardhu itu ibarat sebuah buku biasa (kewajiban) yang akan kita berikan kepada Allah
Dan Sholat sunnah adalah sampulnya sehingga jika kau menambahkan sholat fardhu
Dengan sholat sunnah seperti engkau memberikan buku terindah yang rapi kepada Allah
Sehingga Allah akan semakin mencintaimu dan memberikan pujian atas hadiahmu kepada-Nya”

“Tasawwuf sudah tidak ada..? Tasawwuf sesat..? Tasawwuf hanyalah cerita dulu..?
Ketahuilah Tasawwuf masih ada dan akulah contohnya !
Tasawwuf tidak sesat karena tasawwuf masih berpakaiankan islam dan berbuku sunnah juga masih dibawah naungan rumah para ulama’
Tasawwuf bukan cerita dulu tetapi cerita nyata bagi telinga yang ingn mendengar dan ingin menjadikan diri lebih berkualitas dan mencari yang hakiki yaitu yang baqa’ bukan seperti sekarang ini, mereka terus mengejar bayangan yang padahal sudah jelas itu tidak bisa dibawa apalagi disentuh dan itulah dunia yang fana”

“Aku peringatkan kepada kalian, jangan sekali-kali mencoba tasawwuf tanpa berfikir matang karena tasawwuf itu seperti jembatan yang terbuat dari tali yang rapuh dan kita berjalan diatasnya sedang dibawahnya itu adalah danau buaya. Karena mencari kebenaran (hakiki), ilmu dan yang nyata (Baqa’) itu tidaklah semudah berjalan diatas jembatan berlapis besi baja”